
Menjadi Outstanding di kampus memang membanggakan, tetapi Outstanding di pandangan Tuhan itulah tujuan. Inilah yang disampaikan oleh teman kita Robert Uli Martua Tampubolon, mahasiswa Fakultas Filsafat tingkat 3 yang telah berhasil mencapai Indeks Prestasi sempurna pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 lalu.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, inilah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan pria kelahiran Bandung, 11 Agustus 1997. Robert Uli Martua Tampubolon atau yang akrab disapa dengan nama Robert ini merupakan anak dari Pdt. T.F. Tampubolon. Sama seperti ayahnya, ia juga memiliki kerinduan untuk menjadi seorang pendeta maka dari itu saat ini ia memilih jurusan Ilmu Filsafat di kampus UNAI.
Dalam mencapai nilai yang sempurna tentu hal ini tidak terlepas dari ketekunannya dalam belajar, menurutnya belajar bukan untuk mengejar nilai tetapi untuk memahami setiap materi yang dipelajari, dan untuk diaplikasikan dalam hidup. Buku adalah pelajaran teori, namun pengalaman diri sendiri dan orang lain merupakan pelajaran hidup.
Adapun metode belajar yang ia gunakan ialah selalu memulai segala hal dengan membaca Alkitab dan berdoa, menganalisis lingkungan mengenai pelajaran terkait (studi kasus), membaca buku-buku, mendengarkan dan memperhatikan dosen sebaik-baiknya, membaca dan mengerjakan tugas di malam hari, belajar jam 3 pagi, dan disiplin waktu untuk latihan otak. Ini semua tentu dapat menjadi contoh yang baik bagi kita semua.
Pria yang memiliki hobi membaca buku dan traveling ini ternyata merupakan mahasiswa yang aktif, selama berkuliah di UNAI ia pernah bergabung dengan Master Guide, Adventurer, Pemuda Advent, HIMA Filsafat dan Kohen Choir. Saat ini ia juga aktif sebagai Ketua Pemuda Advent dan Adventurer di kampus UNAI. Tidak hanya itu, ia juga pernah bekerja di ground, di sekretaris Dekan Filsafat dan sebagai asisten dosen Sir R. Hutabarat.
Selain itu, Robert juga memiliki ayat kesukaan yang terdapat di dalam Ayub 5:8 dan 9“Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan yang tak terduga, serta keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya.” Melalui ayat ini ia selalu memiliki pengharapan bahwa Tuhan akan selalu melakukan perbuatan ajaib dalam hidupnya. Motto hidupnya pun juga terdapat dalam Filipi 4:19“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”. Inilah ayat-ayat yang selalu menguatkannya dalam menjalani hari-harinya.
Saat ini teman kita Robert memiliki pesan untuk kita semua yaitu: kepintaran akademis tak pernah menjadi jaminan pasti akan kesuksesan di dunia khususnya kehidupan kekal, tetapi hikmat kebijaksanaan dan penyerahan kepada Tuhan itulah yang menjaminnya. Kesehatan juga merupakan hal utama yang harus dijaga. Begitu juga dengan kegiatan belajar di kampus bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk persiapan hidup.
Pengalaman hidup kita masing-masing dan orang lain selalu dapat menjadi pelajaran dan motivasi dalam hal ini yg positif. Yang harus kita renungkan adalah mengapa orang tua kita dengan latar belakang dari kampung dan dengan hidup yang susah tetapi sekarang bisa sukses, namun kita yang saat ini sudah lebih nyaman kenapa susah untuk menjadi seperti mereka? Zaman boleh menjadi faktor tetapi tak bisa jadi alasan. Semoga ini semua dapat menambah semangat kita untuk boleh menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan Memberkati
(Humas)

Menjadi Outstanding di kampus memang membanggakan, tetapi Outstanding di pandangan Tuhan itulah tujuan. Inilah yang disampaikan oleh teman kita Robert Uli Martua Tampubolon, mahasiswa Fakultas Filsafat tingkat 3 yang telah berhasil mencapai Indeks Prestasi sempurna pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 lalu.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, inilah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan pria kelahiran Bandung, 11 Agustus 1997. Robert Uli Martua Tampubolon atau yang akrab disapa dengan nama Robert ini merupakan anak dari Pdt. T.F. Tampubolon. Sama seperti ayahnya, ia juga memiliki kerinduan untuk menjadi seorang pendeta maka dari itu saat ini ia memilih jurusan Ilmu Filsafat di kampus UNAI.
Dalam mencapai nilai yang sempurna tentu hal ini tidak terlepas dari ketekunannya dalam belajar, menurutnya belajar bukan untuk mengejar nilai tetapi untuk memahami setiap materi yang dipelajari, dan untuk diaplikasikan dalam hidup. Buku adalah pelajaran teori, namun pengalaman diri sendiri dan orang lain merupakan pelajaran hidup.
Adapun metode belajar yang ia gunakan ialah selalu memulai segala hal dengan membaca Alkitab dan berdoa, menganalisis lingkungan mengenai pelajaran terkait (studi kasus), membaca buku-buku, mendengarkan dan memperhatikan dosen sebaik-baiknya, membaca dan mengerjakan tugas di malam hari, belajar jam 3 pagi, dan disiplin waktu untuk latihan otak. Ini semua tentu dapat menjadi contoh yang baik bagi kita semua.
Pria yang memiliki hobi membaca buku dan traveling ini ternyata merupakan mahasiswa yang aktif, selama berkuliah di UNAI ia pernah bergabung dengan Master Guide, Adventurer, Pemuda Advent, HIMA Filsafat dan Kohen Choir. Saat ini ia juga aktif sebagai Ketua Pemuda Advent dan Adventurer di kampus UNAI. Tidak hanya itu, ia juga pernah bekerja di ground, di sekretaris Dekan Filsafat dan sebagai asisten dosen Sir R. Hutabarat.
Selain itu, Robert juga memiliki ayat kesukaan yang terdapat di dalam Ayub 5:8 dan 9“Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan yang tak terduga, serta keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya.” Melalui ayat ini ia selalu memiliki pengharapan bahwa Tuhan akan selalu melakukan perbuatan ajaib dalam hidupnya. Motto hidupnya pun juga terdapat dalam Filipi 4:19“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”. Inilah ayat-ayat yang selalu menguatkannya dalam menjalani hari-harinya.
Saat ini teman kita Robert memiliki pesan untuk kita semua yaitu: kepintaran akademis tak pernah menjadi jaminan pasti akan kesuksesan di dunia khususnya kehidupan kekal, tetapi hikmat kebijaksanaan dan penyerahan kepada Tuhan itulah yang menjaminnya. Kesehatan juga merupakan hal utama yang harus dijaga. Begitu juga dengan kegiatan belajar di kampus bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk persiapan hidup.
Pengalaman hidup kita masing-masing dan orang lain selalu dapat menjadi pelajaran dan motivasi dalam hal ini yg positif. Yang harus kita renungkan adalah mengapa orang tua kita dengan latar belakang dari kampung dan dengan hidup yang susah tetapi sekarang bisa sukses, namun kita yang saat ini sudah lebih nyaman kenapa susah untuk menjadi seperti mereka? Zaman boleh menjadi faktor tetapi tak bisa jadi alasan. Semoga ini semua dapat menambah semangat kita untuk boleh menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan Memberkati
(Humas)