Sejarah
Tahun 1929
H. Eelsing, Pemimpin pertama Opleading School Der Advent Zending di daerah Tjimindi, memimpin tahun 1929 hingga 1931.
Balai Latihan Tjimindi, Bandoeng
Pada 29 November 1929, secara resmi dibuka Oplending School Der Advent Zending, sebuah balai latihan di daerah Cimindi Bandung dengan murid awal sebanyak 10 orang. Kemudian balai latihan tersebut berkembang dengan dibelinya sebuah rumah sederhana untuk digunakan sebagai ruangan belajar bagi pelatihan guru-guru agama dan penjual buku-buku Advent. Pada saat itu seolah dipimpin oleh H. Eelsing, dibantu oleh tenaga pengajar yakni L. M. D. Hotman dan K. Mandias.
Tahun 1931
L. M. D. Wortman, Memimpin sekolah sejak 1931 hingga 1942. Ketika sekolah ditutup akibat perang, Wortman ditangkap dan dipenjara hingga akhir hayatnya tahun 1944.
DIPLOMA Guru & Guru Alkitab
“Pada tahun 1931 sekolah sudah sedemikian berkembang, jumlah muridpun sudah meningkat. Pihak sekolah dihadapkan pada permasalahan kurangnya dana serta fasilitas dalam melakukan aktivitas belajar dan mengajar. Pada Tahun ini juga diselenggarakan pendidikan formal yang setara dengan pendidikan SMP. Pendidikan ini ditempuh untuk memperoleh diploma Guru dengan gelar “Hollandse Indische Kweekschool” serta bagi Guru Alkitab dengan gelar “Meer Uitgerbreid Lager Onderwijs”.
Tahun 1938
Pindah ke Gadobangkong
Pada tahun 1938, pihak sekolah akhirnya membeli sebidang tanah di daerah Gadobangkong. Kemudian dilakukan pembangunan fasilitas sekolah seperti ruangan kelas yang layak pakai serta ruang kantor. Kemudian sekolah dipindahkan dari Cimindi ke Gadobangkong.
Tahun 1942
Perang : Pimpinan Sekolah ditangkap, Sekolah ditutup
Perang Dunia II juga berdampak pada perkembangan sekolah pada waktu itu. Keadaan ditanah air yang tidak menentu akibat dari perlawanan rakyat kepada penjajah waktu itu memaksa untuk ditutupnya sekolah secara sementara. Bersamaan dengan ditutupnya sekolah, pimpinan sekolah waktu itu L. M. D Wortman ditangkap, dan kemudian dipenjarakan di Cimahi hingga akhir hayatnya pada tahun 1944.
Tahun 1945
Re-Opening : Sekolah dibuka kembali, Program Junior College
Pada tahun 1945, tepatnya tanggal 19 Agustus sekolah kembali dibuka dengan meningkatkan program pendidikan menjadi Junior College yaitu program pendidikan 2 tahun di atas SLTA. Program ini disesuaikan dengan sistem pendidikan Advent di Seluruh dunia.
Tahun 1948
Indonesia Union Seminary
Pada 16 Agustus 1948 sekolah resmi dibuka kembali dengan nama Indonesia Union Seminary. Pada saat itu pimpinan sekolah dijabat oleh I. C. Schmidt. Dilakukan perbaikan ruang belajar, ruang kantor dan fasilitas lainnya yang rusak akibat perang. Dan sekolah melanjutkan aktivitas secara normal dengan 45 orang siswa.
I. C. Schmidt, Menjadi pemimpin pada tahun 1949.
Tahun 1949
Program Pendidikan Tinggi
Tahun 1949 dibawah pimpinan A. M. Bartlett, Indonesia Union Semenary menyelenggarakan program pendidikan tinggi. Bersama dengan itu juga dibuka program pendidikan empat tahun pendidikan sekolah menengah, yang kemudian dikembangkan menjadi program enam tahun sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
L. M. D. Wortman, Menjadi pemimpin pada tahun 1949 hingga 1953. Pada masa kepemimpinannya sekolah mulai menyelenggarakan program pendidikan tinggi.
Tahun 1951
Lulusan Pertama
Pada tahun 1951 program pendidikan bergelar diploma menghasilkan 6 orang lulusan pertama. Mereka adalah Albert Mamora, Marben Siburian, Roul H. Tauran, Bongitan Silaen, Jan Hutauruk, dan Saidi Pandjaitan.
Tahun 1952
Sekolah Perawat
Tahun 1952 Indonesia Union Semenary membuka Sekolah Perawat serta bekerja sama dengan Rumah Sakit Advent Bandung dalam penyelenggaraannya.
Tahun 1953
B. A. Aaen, Menjabat pada tahun 1953-1955. Kemudian memimpin kembali pada 1957-1962. Dimasanya kampus dipindahkan ke daerah parongpong.
Bekas kandang ternak dan sebuah harapan besar
Pada saat kampus dipindah ke Parongpong. Indonesia Union Seminary memiliki 3 Jurusan, yaitu Keperawatan, Kependetaan dan Keguruan. Ruang kelas merupakan tiga bangunan bekas kandang ternak sapi dan kuda yang disewa dari penduduk setempat. Asrama dan perumahan guru berada di dekat Curug Cimahi, sehingga setiap harinya mereka harus berjalan melewati sungai untuk pergi berkuliah. Masa ini merupakan masa sulit yang harus dilalui oleh para siswa dan guru.
Parongpong Tjisarua, Bandoeng
Pada tahun 1953 sekolah dipimpin oleh Benard A. Aaen. Untuk mengantisipasi pengembangan program akademis dan jumlah mahasiswa, pada masa kepemimpinan Benard A. Aaen, badan pengelola Indonesia Union Seminary memberi lahan seluas 22,9 hektar di daerah Parongpong, Cisarua Bandung. Kemudian kampus IUS di Gadobangkong dipindahkan lokasi baru tersebut. Di lokasi inilah kampus IUS berkembang hingga menjadi kampus UNAI
Tahun 1954
Bangunan-bangunan ditengah kabut parongpong
Pada 1954 pembangunan ruang asrama selesai dan mulai digunakan tepatnya pada 30 Juli 1954 dengan nama “Anyelir”. Bangunan lainnya yang selesai dan mulai digunakan adalah 7 bangunan untuk rumah dosen, 3 rumah “Section II” yang digunakan untuk perumahan tenaga asing dan 4 buah rumah “Section I” untuk perumahan tenaga lokal. Pada September 1954 gedung perkantoran dan ruang kuliah “Hilltop” selesai dibangun dan mulai dipergunakan.
L. A. Benzinger, Menjabat sebagai pemimpin sekolah menggantikan B. A. Aaen pada periode tahun 1955 hingga tahun 1957.
Tahun 1955
Lulusan perawat Pertama
Pada tahun 1955 tercatat 5 orang lulusan pertama dari sekolah keperawatan, pada tahun ini sekolah dikepalai oleh Leroy A. Benzinger. Ditahun ini program pendidikan bekerja ditingkatkan, disesuaikan dengan sistem pendidikan di Indonesia.
L. A. Benzinger, Menjabat sebagai pemimpin sekolah menggantikan B. A. Aaen pada periode tahun 1955 hingga tahun 1957.
Tahun 1957
Boys Dormitory
Pada Maret 1957 pembangunan asrama putra yang dikenal dengan nama “Boys Dormitory” akhirnya selesai dan mulai digunakan. Hal ini diikuti pula dengan selesainya pembangunan sebuah bangunan yang menjadi kamar makan, dapur dan perpustakaan
Tahun 1960
Perguruan Tinggi Advent Gelar BA & Gedung Administrasi 3 tingkat
Tahun 1960 nama Indonesia Union Seminary diganti menjadi Perguruan Tinggi Advent. Program pendidikan 2 tahun (Junior College) ditingkatkan menjadi bachelor of Arts (BA) yang meliputi Jurusan Kependetaan, Keguruan dan Administrasi Bisnis. Pada tahun 1960 pula sebanyak 22 mahasiswa berhasil meraih gelar BA. Dan pada tahun ini gedung administrasi yang direncanakan dibangun dengan dua tingkat dapat diselesaikan menjadi 3 tingkat.
Tahun 1962
Percy Paul, Menjabat pimpinan 1962 hingga 1963. Pada masa kepemimpinannya Perguruan Tinggi Advent didaftarkan ke Departemen Pendidikan RI.
Program Kependetaan
Pada 1962, tepatnya tanggal 4 Desember 1962 permohonan Perguruan Tinggi Advent atas program pendidikan kependetaan disetujui oleh Divisi Timur Jauh yang berkedudukan di Singapura. Program pendidikan ini dapat diselesaikan dalam waktu 4 tahun.
Resmi Terdaftar di Pemerintah
Pada 5 Desember 1962. Percy Paul sebagai pemimpin sekolah mendaftarkan Perguruan Tinggi Advent pada Departemen dan Kebudayaan Indonesia
Tahun 1963
Bryce Newell, Memimpin sekolah menggantikan Percy Paul dari periode 1963 hingga tahun 1965.
Sarjana Muda
Tahun 1963 Perguruan Tinggi Advent menyelenggarakan program pendidikan 4 tahun, setara dengan program pendidikan Sarjana Muda di luar negeri. Pada masa ini dibawah kepemimpinan George H. Fisher, sebagai pimpinan ke-10 lembaga. PTA memiliki program pendidikan Sarjana Muda untuk program studi Kependetaan, program studi Pendidikan, dan program studi Ekonomi.
Tahun 1968
George H. Fisher, Pimpinan pada tahun 1965-1970. Banyak dilakukan pembangunan fisik sekolah dan perubahan menjadi Institut Theologia dan Keguruan Advent.
New Boys Dorm
Pada 1965 dibangun asrama putra yang baru dan dapat diselesaikan pada 1968 terdiri dari tiga lantai, dikenal dengan nama NEW BOYS DORM. Beberapa perumahan staf dan dosen juga dibangun pada tahun ini.
First Bus
Tahun 1968 Perguruan Tinggi Advent mendapatkan sumbangan beberapa kendaraan bus sekolah dari S. Robinson yang menjadi armada pertama yang dimiliki PTA.
Tahun 1970
Amos Simorangkir, Sebagai orang berkebangsaaan indonesia pertama memimpin sekolah 1970-1974. Merintis pembukaan lapangan kerja dilingkungan kampus.
Institut Theologia dan Keguruan Advent
Tahun 1970 secara resmi nama Perguruan Tinggi Advent diubah menjadi Institut Theologia dan Keguruan Advent.
Rektor berkebangsaan Indonesia
Pada tahun 1970, jabatan rektor dipegang oleh Amos Simorangkir, sebagai orang Indonesia Pertama yang memangku jabatan sebagai pemimpin lembaga. Sejak saat itu hingga seterusnya lembaga selalu dipimpin oleh orang berkebangsaan Indonesia.
Hancock By Pass
Tahun 1970 dibuat jalan di dalam kampus yang diberi nama Hancock By Pass serta air terjun buatan untuk menambah keindahan kampus, sebuah klinik untuk warga ITKA, 4 buah rumah staf dosen serta 2 buah dupleks.
Peternakan Ayam hingga Pabrik Roti
Pada masa kepemimpinan Amos Simorangkir, lapangan pekerjaan bagi mahasiswa mulai dirintis dengan dibuatnya pabrik roti, salon pangkas rambut, pabrik tahu, kebun sayuran, penjahit pakaian, binatu, penjilidan buku, peternakan ayam dan sapi. Jumlah mahasiswa pada saat itu berjumlah 204 orang.
Tahun 1974
Donald R. Halenz, Menjabat pada Tahun 1974.
Asrama berlantai dua
Tahun 1974 pimpinan lembaga dipegang oleh R. A. Nainggolan. Didirikan fasilitas tambahan berupa asrama berlantai dua, perumahan dosen, perumahan merried-student dan Adventist Development and Relief Agency (ADRA).
Roul H. Tauran, Memimpin lembaga sekolah dari tahun 1974-1975. Meneruskan pembangunan fisik di kampus, penyediaan asrama dan rumah dosen.
Tahun 1981
R. A. Nainggolan, Menjabat rektor 1975-1979. Mendirikan fasilitas tambahan asrama putri, perumahan dosen dan merried student serta ADRA.
Universitas Advent Bandung
Tahun 1981 nama IKTA diganti menjadi Universitas Advent Bandung (UNABA). Kemudian secara resmi pada 2 November 1981 melaluki SK Mentri Pendidikan & Kebudayaan RI No. 0338/0/1982 tertanggal 2 November 1982 disahkan penggantian nama menjadi Universitas Advent Indonesia (UNAI) yang kita kenal sekarang.
U. Aritonang, Menjabat pimpinan tahun 1979-1981. Perubahan nama ITKA menjadi Universitas Advent Bandung.
Boaz J. Dompas Menjabat Rektor selama masa 1982. Pergantian nama UNABA manjadi Universitas Advent Indonesia.
Tahun 1981
Pembangunan Gedung Kembar
Pada tahun 1984, Administration Building Diperluas dengan bangunan gedung yang sama persis disebelah bangunan yang pertama
R. A. Hutagaol, Menjabat Rektor pada periode 1982-1990. Lalu kemudian menjabat kembali pada periode 1992-2002
Tahun 1986
New Ad Building
Adbuilding ‘kembar’ selesai dibangun dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Jawa Barat, Bpk. H. Aboeng Koesman pada Seenin, 15 Desember 1986
Tahun 1989
UNAI Big Ben
‘Big Ben’ UNAI selesai dibangun yang merupakan Senior Gift Angkatan 1989
Tigor L. Tobing, Menjabat rektor pada periode 1990-1992.
Tahun 1990
Peresmian Aula Alumni Chapel
Setelah melewati tahap pembangunan sejak Desember 1986, akhirnya Aula Alumni Chapel diresmikan pada 6 Mei 1990. Gedung ini sebagai perwujudan dan inisiatif Alumnus dan Alumna IUC/ITKA/UNAI
Tahun 1998
Library dan Office Building
Tahun 2001
Dibuka Program Pasca Sarjana
Pada tahun 2001, atas dukungan rapat tiga Perguruan Tinggi Advent di Indonesia dan hasil keputusan Rapat Board UNAI dibuka Program Pasca Sarjana S2 dengan program Theology/Ministry dan Business Management
Canadian Z. Panjaitan, Menjabat rektor pada periode 2002-2006 dan periode 2006-2010.
Tahun 2004
Friendship Bridge
Pada 27 November 2004, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan ‘Friendship Bridge’, sebuah jembatan layang melintas menyebrangi jalan raya, menghubungkan lokasi kampus UNAI dengan wilayah kampus yang berdekatan dengan arena olah raga dan perumahan dosen
Tahun 2005
League Center
Dibangun Leaguege Center sebagai pusat kegiatan bahasa di kampus UNAI yang bergerak dalam pemahaman TOEFL dan kelas Bahasa Ingris untuk mahasiswa dan mahasiswi.
Reymand Hutabarat, Menjabat rektor pada tahun 2010, menggantikan Bpk. Canadian Panjaitan sampai sekarang.
Tahun 2010
UNAI Online
Sebagai kelanjutan dari program pengembangan jaringan Internet UNAI, maka dibangun fasilitas Hot Spot gratis di seluruh lingkungan kampus UNAI, 1×24 jam.